On Sunday, March 22, 2015 by Unknown No comments
Potensi industri kreatif busana muslim di Indonesia
sangatlah besar. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia
dan kekayaan warisan budaya di bidang busana, Indonesia memiliki
keunggulan untuk menjadi kiblat busana muslim dunia dalam beberapa tahun
mendatang.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Djarum Foundation
melakukan kolaborasi dengan perancang busana ternama Irna Mutiara dan
Bank Negara Indonesia. Sumber daya manusia yang kompeten mulai disiapkan
melalui kegiatan pengembangan program tata busana pada tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan. Salah satunya, SMK NU Banat di Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah yang memperoleh bantuan pengembangan kurikulum busana muslim,
pelatihan guru, serta bantuan infrastruktur pendidikan dari Djarum
Foundation bekerjasama dengan Irna Mutiara.
Selain untuk mencetak tenaga terampil yang mahir secara
teknik, para siswa juga dibekali dengan kemampuan mengembangkan trend
busana muslim yang sesuai syariah, dengan memadukan unsur warisan
budaya, seperti batik dan bordir pada setiap balutan rancangannya.
Para siswa juga dikenalkan pada desainn dan teknik
membatik, khususnya Batik Kudus. Batik Kudus memiliki ragam motif yang
unik, hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya Tiongkok, Arab dan Jawa
yang kental, kemudian melebur dalam satu maha karya multi kultur.
“Desainer itu merupakan profesi yang harus memiliki
karakter khusus, jadi pembimbingan belajarnya tentulah secara khusus
juga. SMK NU Banat Kudus sebagai tempat belajar fashion design, juga
merupakan tempat workshop para siswa dengan dunia fashion.
Program-program yang sudah disiapkan tentulah sudah disesuaikan dengan
tuntutan dunia fashion sekarang. Dan kami yakin jika suatu saat nanti
akan lahir desainer-desainer fashion handal dari sekolah ini” ungkap
Nancy Martasutha, pimpinan Corporate Community Responsibility BNI.
Irna Mutiara dipilih untuk melakukan pendampingan kepada
para tenaga pendidik, sekaligus membuat penyempurnaan kurikulum tata
busana. “Busana Muslim dari atas ke bawah itu banyak sekali yang bisa
dikembangkan, mulai dari kerudung, busana, aksesoris, semuanya bisa
berkembang menjadi industri masyarakat. Oleh karenanya, program
peningkatan mutu SMK jurusan Tata Busana diselaraskan dengan awal hingga
akhir proses produksi busana Muslim,” papar Irna Mutiara.
Potensi industri kreatif busana muslim di Indonesia
sangatlah besar. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia
dan kekayaan warisan budaya di bidang busana, Indonesia memiliki
keunggulan untuk menjadi kiblat busana muslim dunia dalam beberapa tahun
mendatang.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Djarum Foundation
melakukan kolaborasi dengan perancang busana ternama Irna Mutiara dan
Bank Negara Indonesia. Sumber daya manusia yang kompeten mulai disiapkan
melalui kegiatan pengembangan program tata busana pada tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan. Salah satunya, SMK NU Banat di Kabupaten Kudus, Jawa
Tengah yang memperoleh bantuan pengembangan kurikulum busana muslim,
pelatihan guru, serta bantuan infrastruktur pendidikan dari Djarum
Foundation bekerjasama dengan Irna Mutiara.
Selain untuk mencetak tenaga terampil yang mahir secara
teknik, para siswa juga dibekali dengan kemampuan mengembangkan trend
busana muslim yang sesuai syariah, dengan memadukan unsur warisan
budaya, seperti batik dan bordir pada setiap balutan rancangannya.
Para siswa juga dikenalkan pada desainn dan teknik
membatik, khususnya Batik Kudus. Batik Kudus memiliki ragam motif yang
unik, hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya Tiongkok, Arab dan Jawa
yang kental, kemudian melebur dalam satu maha karya multi kultur.
“Desainer itu merupakan profesi yang harus memiliki
karakter khusus, jadi pembimbingan belajarnya tentulah secara khusus
juga. SMK NU Banat Kudus sebagai tempat belajar fashion design, juga
merupakan tempat workshop para siswa dengan dunia fashion.
Program-program yang sudah disiapkan tentulah sudah disesuaikan dengan
tuntutan dunia fashion sekarang. Dan kami yakin jika suatu saat nanti
akan lahir desainer-desainer fashion handal dari sekolah ini” ungkap
Nancy Martasutha, pimpinan Corporate Community Responsibility BNI.
Irna Mutiara dipilih untuk melakukan pendampingan kepada
para tenaga pendidik, sekaligus membuat penyempurnaan kurikulum tata
busana. “Busana Muslim dari atas ke bawah itu banyak sekali yang bisa
dikembangkan, mulai dari kerudung, busana, aksesoris, semuanya bisa
berkembang menjadi industri masyarakat. Oleh karenanya, program
peningkatan mutu SMK jurusan Tata Busana diselaraskan dengan awal hingga
akhir proses produksi busana Muslim,” papar Irna Mutiara.
Sebuah studio design yang dilengkapi dengan berbagai
peralatan canggih juga disiapkan, seperti perangkat komputer Optitex
Fashion CAD, yakni piranti lunak yang umumnya digunakan oleh perancang
busana kelas dunia. Melalui teknologi ini, para pelajar dapat membuat
rancangan busana serta pola dan purwarupa dalam bentuk tiga dimensi yang
bisa disesuaikan dengan bentuk dan ukuran tubuh pemakai dengan
sempurna.
Setelah mampu menciptakan kreasi desain dan hasil karya
busana, para siswa di sekolah ini juga dibekali dengan prinsip-prinsip
mengelola usaha busana muslim melalui sebuah butik dengan brand
Zelmira. Di bawah bimbingan Irna Mutiara, keikutsertaan SMK NU Banat
pada pagelaran Indonesia Fashion Week 2015 lalu merupakan sebuah langkah
progresif sekaligus sebagai awal yang baik untuk mengenalkan pada dunia
fashion internasional bahwa siswa pada tingkat SMK, telah memiliki
kemampuan membuat sebuah karya busana muslim yang telah patut untuk
diperhitungkan. Kami juga berharap lulusan SMK ini kelak akan mampu
terserap dengan baik di dunia industri fesyen.
“Melalui program ini, kami tidak hanya membekali kemampuan
menjahit, melainkan lebih menitikberatkan pada keahlian para siswa dalam
mendesain untuk menciptakan sebuah trend. Lebih jauh lagi, mereka juga
kami latih agar memiliki kemampuan memasarkan hasil rancangannya. Jika
semua hal tersebut dapat dikuasai dengan baik, maka bukanlah hal yang
mustahil bagi lulusan SMK untuk mewujudkan Indonesia sebagai kiblat
busana muslim dunia”, pungkas Primadi H. Serad, Program Director Bakti
Pendidikan Djarum Foundation dalam jumpa pers yang diadakan Rabu
(11/3/2015) lalu di Kudus.
sumber : disini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Get Your Dash Coin
Get Your Doge Coin
Powered by Blogger.
Popular Posts
-
Inilah 6 Penemuan Ladang Ganja Terluas di Indonesia Ard Share 20/07/12 Pihak kepolisian kembali mencatatkan prestasi dalam ...
-
Verse Tangan Tuhan tak kurang panjang Untuk s'lalu menolong hidupku TelingaNya tak kurang tajam Untuk mendengar seruan hati...
-
Physical characteristics of Indigo Children, Are In Your Child? Indigo Children are born with an old soul, or early adult levels by age very...
-
Lord I call Your Name I Hear Your voice Searching for me Lord I humble my self I’m on my knees Here in Your presence I ...
-
Meskipun tak kumengerti Apa yang kualami Namun ku yakin Tuhan punya Rancangan terbaik Pertolonganku datang dari Mu Yesus yang k...
0 comments:
Post a Comment