On Thursday, August 15, 2013 by Unknown in    No comments
Zionism is a Jewish idea of ​​giving independence and freedom,

The idea is to explain the state of Israel belongs to the Jews well before that date. Judaism was born in what is now known as Israel and, as a result, the Jews claim at this point that Israel as their home (their land).

so the Zionists do not like that you think so far.



Israel Air Force jets flying over the desert 

One third of the IDF’s manpower is in the IAF. The Air Force is made up of fighting forces that play a variety of roles in defending Israel’s home front. The IAF is best known for its distinguished staff of pilots, which ranks among most elite in the world. Twice every year, a highly select group of pilots graduates from the IAF’s elite flight academy. Gradates of the academy compete with thousands of other candidates and complete three years of greuling training in order to become pilots.

A history of success

The Israel Air Force was born during the War of Independence in 1948. Preceded by the Sherut Avir, the air wing of the Haganah (that was later to become Israeli Defense Forces), it was composed of a small group of people and only a few planes. Recruits and aircraft joined the young force, bringing in valuable skills, aircraft, and equipment.
During the War of Independence, the IAF intercepted enemy aircraft, supported ground forces, and went on attack sorties in Cairo, Damascus, and Amman.  With the war’s end, most of the foreign volunteers were released, and the IAF, which now relied on Israeli pilots only, began organizing its air bases.
















Record Number of 5 Female Pilots Graduate from Flight Academy 

In 1956, the IAF performed multiple roles in Operation Kadesh (the Israeli operation in the Sinai Peninsula); dropping paratroopers over Sinai, destroying Egyptian communication lines, conducting rescue missions, supporting ground forces and launching aerial attacks.
In the 1960s, the IAF continued adopting new aircraft, and its combat policy, strategy, and ability was put to a test in a long series of air clashes with Egypt, Syria and Jordan. At the initial stages of the Six Day War, the IAF executed Operation Focus, almost entirely destroying the Egyptian air force, and severely damaging the air forces of Jordan, Syria and Iraq.

Israeli Air Force Vautour IIN 

The Yom Kippur War in 1973 was a big test for the IAF. From the early hours of the war, IAF aircraft supported efforts to halt Egyptian and Syrian advances, engaged in air battles, attacked enemy ground forces, bombed enemy airports, and attacked strategic targets. The greatest threat to the IAF was posed by surface-to-air anti-aircraft missiles. A large number of IAF planes were shot down. A great deal of effort was spent in the post-war years to tackle this challenge and minimize its threat.
In July 1976, Operation Entebbe led to the safe return of Israeli hostages from the plane kidnapped in Athens, and then brought to Uganda. IAF’s Hercules planes transported the forces and their equipment to Uganda, who then returned to Israel with the hostages. In 1978, IAF aircraft supported Operation Litani. In June 1981, IAF jets destroyed the nuclear reactor in Iraq. A year later, the IAF attacked strategic targets during the First Lebanon War and engaged in aerial battles, taking down around 100 Syrian planes. In Operation Mole Cricket 19, IAF aircraft destroyed Syrian anti-aircraft missile batteries in Lebanon.




Battling terrorism in the 21st century
In the first years of the 21st century, the IAF was heavily involved in various operations in Judea and Samaria and the Gaza Strip, destroying strategic terrorist targets, and intelligence missions, especially since the disengagement from the Gaza Strip in 2005.
During the Second Lebanon War in the summer of 2006, the IAF destroyed Hezbollah rocket launch pads and terrorist infrastructure, provided support to ground forces, evacuated injured soldiers, gathered intelligence, and transported forces deep into Lebanese territory.
During Operation Cast Lead in December 2008, the IAF launched with a broad aerial attack on Hamas infrastructure in the Gaza Strip. Throughout the operation, the IAF provided ongoing support to ground forces, gathered intelligence, evacuated the wounded, and targeted terrorist rocket launch pads.
On November 14 of last year, in response to incessant rocket attacks in the Gaza Strip, the IDF launched Operation Pillar of Defense, a widespread campaign against terror targets in Gaza. During the operation, the IAF surgically targeted terror targets throughout the Gaza strip, resulting in significant damage to Hamas infrastructure.
 For more information, visit the Israel Air Force website

On Tuesday, August 06, 2013 by Unknown in    No comments

 
1.Iran Sebut Israel Akar Penyebab Semua Masalah Dunia 

Teheran, - Pemerintah Israel dituding sebagai akar penyebab semua masalah dunia. Iran pun menyesalkan pemerintah Amerika Serikat yang terus mendukung rezim Zionis tersebut.

"Keamanan rezim Zionis (Israel) merupakan isu paling penting bagi pejabat-pejabat Washington dan mereka menganggapnya (isu) keramat," cetus Duta Besar (Dubes) Iran untuk Libanon Ghazanfar Roknabadi seperti diberitakan Press TV, Jumat (21/9/2012).

Mengenai latihan militer yang baru-baru ini dilakukan Israel, Roknabadi mencetuskan "respons Iran atas setiap tindakan bodoh yang dilakukan Israel akan sangat menyakitkan."

Hal tersebut disampaikan diplomat Iran itu dalam wawancara dengan stasiun televisi Libanon, Al-Manar. Ketegangan Iran dan Israel belakangan terus meningkat seiring kian gencarnya retorika perang yang dilancarkan Israel terhadap Iran.

Israel serta Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mencurigai Iran diam-diam berupaya mengembangkan senjata nuklir lewat program nuklir yang dijalankannya. Namun pemerintah Iran berulang kali membantahnya. Ditegaskan Iran bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, yakni sebagai pembangkit energi bagi kepentingan sipil.

Mengenai krisis Suriah, Roknabadi mengatakan, tak ada solusi untuk konflik Suriah kecuali solusi politik. Hal ini telah dibahas dalam pertemuan mengenai Suriah yang berlangsung di Kairo, Mesir pada 17 September lalu.



Pemerintah Iran menyatakan, Perang Dunia III mungkin meletus jika republik Islam tersebut diserang Israel.
Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, Panglima Divisi Udara Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), memperingatkan, serangan Israel terhadap Iran dapat memicu Perang Dunia III, demikian laporan Press TV, Minggu (23/9/2012).

Israel, yang mengancam akan menghancurkan instalasi nuklir Iran belakangan ini, selalu sangat prihatin dengan program nuklir Iran, yang dicurigai Barat mengarah kepada pembuatan senjata nuklir, tetapi berkedok tujuan sipil.




Iran telah berkeras program nuklirnya semata-mata bertujuan damai dan memperingatkan bahwa Teheran akan membalas jika diserang.
Hajizadeh mengatakan, dalam hal meletusnya perang semacam itu terhadap Iran, situasi akan tak terkendali, kata Press TV. "Perang ini tampaknya akan berubah jadi Perang Dunia III," kata Hajizadeh, sebagaimana dikutip Xinhua.
Ditambahkannya, itu berarti beberapa negara lain mungkin terseret ke dalam perang untuk mendukung atau menentang Iran.
"Kami melihat Amerika Serikat dan rezim Zionis (Israel) saling berdampingan dan kami hanya tak bisa membayangkan rezim Zionis akan memulai perang (melawan Iran) tanpa dukungan AS," kata Hajizadeh.
"Republik Islam Iran menganggap pangkalan AS di wilayah ini sebagai bagian dari tanah Amerika dan tentu saja akan mengincar semua itu jika perang meletus," katanya.
Pada Sabtu, Panglima IRGC Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan, perang melawan Iran akhirnya akan terjadi, kata Press TV. "Perang akan terjadi, tetapi tidak jelas di mana dan kapan," kata Jafari, yang menambahkan Iran siap menghadapi setiap serangan yang mungkin dilancarkan terhadap negara itu. 


Perang Dunia-3 (PD-3) meskipun semua kita tidak menghendakinya, dilain pihak para penguasa yang haus dengan kekuasaan terhadap kawasan regional dan global telah menciptakan benih-benih terjadinya PD-3 dalam waktu dekat ini.

Banyak sudah prediksi atau ekspektasi saat terjadinya PD-3 (peristiwa yang lebih mengerikan dari PD-1 dan PD-2) yang pada umumnya diprediksi akan terjadi pada tahun 2012. Ekspektasi tersebut bukan tanpa alasan sebab dapat dibuktikan secara logis berdasarkan perkembangan situasi politik, militer dan pengaruh ekonomi Global yang terjadi saat ini.

AS dan sekutunya. Tak heran, kini di Suriah sikap Rusia dan China adalah berkomitmen saling mengisi "kekuatan" mereka agar potensi AS dan sekutunya menuju cita-cita Globalisasi sedikitnya tidak semudah yang dibayangkan AS, NATO dan sekutu dekat AS.

Iran, telah mengirimkan 15 ribu pasukan elit dari divisi Quds untuk membantu tegaknya pemerintahan Suriah di bawah rezim Assad.

Rusia telah mengirimkan 36 kapal perang dan 120 pesawat tempur untuk Suriah dalam kontrak senilai $.550.000.000, sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Kommersant (24/1), mengutip sumber mereka pedagang senjata Rosoboronexport. Tentunya pemerintah Rusia menolak memberikan kebenaran berita tersebut karena sama halnya menentang terang-terangan embargo senjata yang diterapkan oleh PBB dan Uni Eropa terhadap Suriah.

Pasukan Suriah sendiri diberitakan telah berada pada posisi di perbatasan Israel. Meskipun tujuannya adalah untuk mengejar pasukan pembebasan suriah (FSA) namun posisi mereka di dataran tinggi Golan telah membuat Israel menyiapkan ratusan pasukan dan menebar ranjau-ranjau di perbatasan. Dalam prinsip hubungan internasional, menggelar pasukan dalam jumlah besar ke perbatasan negara lainnya dapat diartikan sebagai sebuah provokasi dan menantang.

Turki telah didesak oleh Uni Eropa agar dikeluarkan dari organisasi tersebut. Turki dianggap terlalu memanfaatkan organisasi itu untuk kepentingan politiknya ketimbang ekonominya terutama dalam memandang Israel sebagai musuh baru mereka, namun sebaliknya mulai merapat ke Iran.

China, telah memberikan signal pada AS bahwa mereka memiliki hubungan dengan Suriah dari era Hafiz al Assad (ayah Bashir al Assad). China berpendapat, Suriah adalah terminal dagang penting. Tentu China tidak akan melepas hancurnya Suriah begitu saja karena China melihat pemerintah Suriah yang baru nanti adalah berhaluan ke Barat.

Mesir, telah memperlihatkan sikap kurang bersahabat dengan Israel dan terindikasi menhancurkan perjanjian Camp David yang dirilis oleh mantan presdien Anwar Sadat, Jimy Carter dan Manachem Begin (1972). Banyak ekspektasi melihat bahwa usia perjanjian tersebut -dikaitkan dengan dominasi anti rezim Hosni Mobarak- akan segara tamat riwayatnya.

Rusia telah menegur Perancis akibat terlalu keras dan "berlebihan" menentang Rusia dalam sikapnya terhadap Suriah. Presiden Rusia Dimitri Medvedev sebagaimana dilansir dalam "Breaking News" Press TV (10/2) menulis ukuran besar betapa marahnya Rusia terhadap Sarkozi yang terus mengomel seperti Nyonya besar terhadap pembantu rumah tangganya yang berbuat salah.

India dan Pakistan akan terlibat perang rudal. India telah mendapat pasokan militer dari AS akan berada di atas angin karena unggul dalam kualitas teknologi. Sebaliknya Pakistan akan meminta bantuan Iran dan China serta Rusia.

Iraq kembali bergolak. Kelompok perlawanan yang hancur dalam pendudukan AS akan muncul kembali melawan pemerintahan bentukan AS. Kelompok perlawanan tersebut dari berbagai lapisan yang bertujuan menggulingkan pemerintahan bentukan AS.

Afghanistan kembali marak. Kelompok Al-Qaeda dan Taliban akan berjuang bersama-sama mengguling pemerintahan bentukan AS. Setalah itu antara Talbiban dan Al-qaeda akan terlibat "adu jotos" . Kondisi ini jelas memperburuk kawasan Pakistan, Iran, Irak dan Afghanistan sendiri.


Korea Utara jelas beraliansi dengan Suriah. Menurut Fidel Castro, AS cepat atau lambat pasti akan menyerang Korut. Israel menduga bahwa Korea Utara telah memberikan bantuan penting pada program rudal Iran dan Suriah.

Sikap Mesir kali ini lebih memihak kepada rezim Assad telah membuat opisisi Suriah dan Barat sedikit kuatir dengan Mesir. Baru-baru ini Mesir bahkan telah mengirimkan Dubesnya yang baru untuk Suriah yang memberi pesan secara implisit kepada dunia bahwa mereka mendukung eksistensi dengan Suriah. Hubungan historis penuh damai antara Mesir dan Suriah tidak diragukan lagi.

Libya kembali bergolak dimana pendukung setia Khadafi akan melakukan pembalasan.

Libanon akan membara kembali karena Israel akan menusuk dari Lebanon Utara untuk melumpuhkan perlawanan dendam melawan Hezbollah. Setelah itu Israel menganeksasi Suriah dengan alasan mengurangi determinasi Iran di kawasan tersebut.

Organisasi Al-Qaeda disusupkan ke Suriah untuk melakukan sabotase dan serangan terhadap legiun Iran dan Rusia.

Perancis akan melakukan peran penting di Suriah terutama sekali adalah corong AS dalam memberitakan informasi dan menciptakan kondisi sesuai "strategi khusus" dalam rencana penegakan Demokrasi untuk Suriah.

Negara-negara Arab terpecah karena tekanan dan pengaruh kelompok Ihwanul Muslimin yang meminta dukungan AS dalam mematahkan dominasi penguasa setempat. Demi eksistensi dan terjaminnya kekuasaan mereka, para pemimpin Arab setuju memberikan dukungan kepada Ikhwanul Muslimin dan AS.

Korea Utara dan Korea Selatan terlibat perang terbuka di Laut Kuning. China memainkan peranan pentng membela Korut. Korea Selatan kemungkinan besar akan kewalahan menghadapi tekanan hebat dari Korut dan China.'

Australia menebarkan teror di kawasan Asia Tenggara khususnya dengan Indonesia. Beberapa pulai terluar terpaksa diserahkan dengan alasan menjadi basis militer dan logisitik untuk membantu Korea Selatan dari terkaman China dan Korea Utara.

Melihat fakta dan data di atas, bersiap-siaplah menghadapi PD-3 karena PD-3 memang merupakan skenario yang dibuat oleh AS dalam program New World Order atau One World Goverment disebutkan di atas. Dengan program tersebut dapat dilihat eskalasi militer terjadi mulai dari Mediterania (Libya, Suriah, Lebanon, Iran) sampai ke Laut Cina Selatan (RRC, Korut dan Rusia) telah menjadi target AS untuk mewujudkan pemerintahan satu dunia (Globalisasi) melalui pengaruh politik dengan cara perang.

Sayangnya tujuan tersebut ternyata hanya menyengsarakan manusia di atas muka bumi akibat penggunaan senjata berteknologi tinggi. Tidak ada yang tersisa untuk dunia setelah itu. Maka tak heran Alber Einsten yang mengetahui persis dampak penggunaan teknologi nuklir untuk bererang hanya bisa memberi analisa singkatnya saja : "Saya tidak tahu dengan senjata apa Perang Dunia III akan dipertarungkan, tetapi Perang Dunia IV akan dipertarungkan dengan tongkat dan batu."

Jadi darimanakah awalnya PD-3 itu terjadi? Dari program NWO/ OWG (sebuah proyek dominasi politik dan ekonomi berbasis perang), ataukah karena semakin banyak negara-negara yang menentang kedigdayaan AS NATO dan Sekutu dekatnya?



Jangan-jangan inikah yang dimaksud oleh suku Maya, bahwa dunia akan "kiamat" pada tanggal 21/12/2012…? Semoga peprangan mematikan itu tidak akan pernah terjadi. Sulit membayangkan orang tua kita, anak-anak dan cucu serta saudara yang kita cintai menjadi korban sia-sia akibat kebuasan politik dan ekonomi pihak-pihak yang tamak dan rakus untuk kepentingan hedonisme semata.

Seandainya memang benar Perang Dunia ketiga terjadi, dunia seperti apa yg diharapkan oleh mereka ???
Klo menurut agan apa mungkin perang dunia ke 3 nnti bisa terjadi?